Palangka Raya – Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat III Palangka Raya Polda kalteng terus berkomitmen aktif dalam memberikan edukasi kesehatan kepada masyarakat, baik melalui layanan medis maupun kegiatan sosialisasi di berbagai media.
Salah satu wujud nyata komitmen tersebut ditunjukkan dengan keikutsertaan sebagai narasumber dalam program “Kalteng Bicara” yang disiarkan TVRI Kalimantan Tengah, dengan topik utama mengenai bahaya rokok elektrik atau vape bagi tubuh manusia.
Dalam program yang disiarkan secara langsung tersebut, narasumber dari Dokter Spesialisa Paru dr. Ivan Chandra, Sp. P., MM., dan Dokter Jaga Instalasi Gawat Darurat (IGD) dr. Kentrin Zailin menyampaikan bahwa penggunaan rokok elektrik yang marak di kalangan masyarakat, khususnya generasi muda, kini menjadi salah satu perhatian serius dunia medis.
Meski kerap dipersepsikan sebagai alternatif yang lebih aman dibandingkan rokok konvensional, faktanya rokok elektrik tetap mengandung zat berbahaya yang dapat menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan.
Dijelaskan bahwa cairan rokok elektrik umumnya mengandung nikotin, zat adiktif yang dapat menyebabkan ketergantungan. Selain itu, uap yang dihasilkan dari proses pemanasan cairan juga mengandung bahan kimia berbahaya seperti formaldehid, asetaldehid, hingga logam berat yang dapat merusak paru-paru dan organ vital lainnya. Penggunaan dalam jangka panjang berpotensi menimbulkan berbagai penyakit, mulai dari gangguan pernapasan kronis, kerusakan jaringan paru, hingga peningkatan risiko penyakit jantung dan stroke.
“Banyak masyarakat, khususnya remaja, yang salah kaprah menganggap rokok elektrik lebih modern dan lebih aman dibandingkan rokok biasa. Padahal berdasarkan data medis dan penelitian, justru sebaliknya, vape memiliki potensi bahaya serius yang harus diwaspadai,” ungkap dr. Ivan.
Lebih lanjut dijelaskan, salah satu dampak yang paling mengkhawatirkan adalah potensi kerusakan otak pada remaja akibat paparan nikotin. Nikotin yang terkandung dalam cairan vape dapat mengganggu perkembangan otak, menurunkan konsentrasi, dan meningkatkan risiko kecanduan di usia muda. Hal ini tentu menjadi ancaman bagi kualitas sumber daya manusia di masa depan apabila tidak segera diantisipasi.
Selain menyampaikan paparan ilmiah, Rumkit Bhayangkara juga menekankan pentingnya edukasi kesehatan yang berkesinambungan. Dengan menggandeng media televisi publik seperti TVRI, informasi mengenai bahaya rokok elektrik dapat disebarkan secara luas dan mudah dipahami oleh berbagai lapisan masyarakat. Edukasi semacam ini diharapkan mampu membuka wawasan masyarakat bahwa menjaga kesehatan jauh lebih penting daripada mengikuti tren gaya hidup yang berisiko.
Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Bhayangkara Tingkat III Palangka Raya AKBP dr. Anton Sudarto, M.A.R.S., M.H., mewakili Kapolda kalteng Irjen Pol Iwan Kurniawan, S.I.K., M.Si., menyampaikan bahwa keterlibatan Rumkit Bhayangkara dalam program Kalteng Bicara TVRI sekaligus menjadi bagian dari langkah preventif Polri melalui bidang kedokteran dan kesehatan dalam mendukung program pemerintah untuk menekan angka perokok di Indonesia.
“Edukasi publik tidak hanya bertujuan menurunkan angka perokok dewasa, tetapi juga melindungi generasi muda agar tidak terjerumus dalam bahaya ketergantungan nikotin sejak dini”, tuturnya.
Melalui kegiatan ini, Rumkit Bhayangkara menegaskan kembali komitmennya untuk terus hadir sebagai mitra masyarakat dalam mewujudkan pola hidup sehat. Tidak hanya fokus pada pelayanan kuratif di rumah sakit, tetapi juga aktif menjalankan peran promotif dan preventif dengan memberikan edukasi kesehatan secara langsung kepada masyarakat luas. (Har)